Rabu, 15 Oktober 2008

Jangan lagi, plis...

Tarikan itu terlalu kuat. Tubuhku yang kerempeng ini tidak mampu memberikan perlawanan. Godaan itu sungguh hebat. Jiwaku yang lemah ini tidak mampu melepaskan diri dari jeratannya. Tak ada yang salah dengan semua ini. Yang salah yaitu ketika aku membuat diriku yang lemah menjadi semakin lemah. Janji yang pernah terucap kini seakan terbang entah kemana dihembuskan angin barat. Menghilang ditelan oleh setiap detik waktu dan perantauan pikiranku. Entah kekuatan apa yang dimilikinya sehingga aku rela melupakan 'sedikit' masa lalu dan dibutakan oleh masa sekarang yang terpampang di depan kedua kelopak mataku. Ketenanganku terusik. Kesendirianku terganggu. Kenyamananku tersingkirkan. Berganti dengan mimpi buruk masa lalu yang selalu saja menawarkan kenikmatan-kenikmatan semu. Kenikmatan yang selalu membutakan mata hati orang-orang yang mengubur dalam-dalam jasad kebijaksanaan. Sekarang aku tenggelam dalam kebingungan. Terkepung dalam ketidakpastian. Terjerat dalam harapan (yang bisa saja) kosong. Dia terlalu tangguh untuk ditaklukan. Entah kekuatan sihir apa yang diberikan Tuhan padanya sehingga aku tidak bisa berlindung dari silaunya daya tariknya.












Wanita: engkau memang racun dunia..
(racun dan madu sama saja)

1 komentar:

Cowan mengatakan...

meski racun mematikan, aku tidak peduli. pun, meski madu menyehatkan, aku tidak peduli. aku hanya peduli terhadap kepedulianku yang berusaha memancing kepeduliannya.